Saudaraku kaum muslimin kalian jangan tergiur dengan acara-acara televisi yang bernuasa agamis ternyata hampir 99% menyeret anda kedalam pelanggaran aqidah dan moral, karena tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada permisa sekalipun bermanfaat seperti program agama, keilmuan dan pendidikan tidak pernah lepas dari selingan-selingan yang berupa musik, nyanyian, tari-tarian dan para wanita yang mengumbar aurat dan berhias secara berlebihan atau perkara lain yang diharamkan oleh Islam.
Media Antara Nikmat Materi dan Bencana Peradaban
Di awal abad ke-21 berbagai macam
kemajuan peradaban dan teknologi telah dicapai oleh manusia baik dalam
bidang pendidikan, pemikiran, industri, pertanian, ekonomi, politik,
sosial budaya, militer, transportasi, komunikasi, maupun hubungan
diplomatik antar bangsa serta yang lainnya, maka tidak bisa dipungkiri
berbagai macam lembaga pendidikan dan lembaga pengkajian serta
penelitian mengundang para cendikiawan dan pakar dari seluruh penjuru
dunia untuk melakukan kajian empiris dan penelitian ilmiyah dalam rangka
pengembangan dalam seluruh bidang kehidupan.
Para petualang ekonomi dan pasar modal
berebut investasi dan peluang pasar untuk mengeruk kekayaan, memperkuat
permodalan dan mengais keuntungan, begitu juga para birokrat dan
politikuspun tidak tinggal diam bahkan rame-rame ambil peran di
masing-masing posisinya ikut nimbrung dalam acara Kenduri Bisnis dan pesta Sunatan Anggaran dalam rangka menikmati hasil keuntungan bisnis dan pengerukan kekayaan hasil bumi dan tambang milik Negara.
Berbagai macam sarana komunikasi dan
transportasi diciptakan untuk mempermudah segala urusan kehidupan
sehingga dunia laksana satu daratan yang bisa dijangkau dengan mudah
dalam waktu sekejab tanpa menyisakan letih dan lelah, padahal enam puluh
tahun yang lalu sarana komunikasi dan transportasi masih sangatlah
minim, segala sesuatu hanya bisa ditempuh dengan waktu yang sangat lama
namun saat ini semuanya serba instant, hubungan jarak jauh bisa
dilakukan tanpa jeda waktu, karena ransportasi semakin canggih dan
teknologi semakin mutakhir.
Saudaraku kaum muslimin perkembangan yang
sangat pesat ini kalau tidak diwaspadai bisa menimbulkan malapetaka dan
bencana yang sangat dasyat bagaikan benalu yang tumbuh di tangkai
gandum atau laksana rumput yang bagus tumbuh diatas kotoran kerbau
sehinggabisa memberi pengaruh buruk bagi kehidupan dan peradaban manusia
baik pada tingkat pribadi dan masyarakat.
Pengaburan sejarah berhasil dengan
sempurna melalui apa yang dinamakan dengan “Serial Film Agama” yang
ditulis dan diproduksi oleh kalangan yang tidak mengerti tentang ajaran
Islam sedikitpun.
Akibatnya mereka memberikan informasi
yang salah dan fenomena yang dusta. Sebagian aktor yang dikenal oleh
para pemirsa memerankan peran tokoh-tokoh besar Islam, seperti
Shalahudin Al Ayyubi, Nuruddin A Zanki, Harun Ar RAsyid dan Abdullah bin
Mubarak suatu hal yang membuat gambaran pahlawan tersebut berkecamuk di
benak para pemirsa.
Adakalanya para produser melihat bahwa
realitas sejarah terasa kering, menurut perkiraannya, maka harus
dikenyalkan dan membuat improvisasi untuk menarik para pemirsa.
Lalu ia menciptakan kisah cinta dan dusta
lainnya di tengah-tengah sebagian figure Islam dalam film
tersebut, sehingga dapat mengaburkan sejarah Islam dalam benak kaum
muslimin. Tetap produser berpendapat bahwa itu suatu keharusan, karena
itu merupakan dharurat dalam masalah seni, sedangkan keadaan dharurat
itu membolehkan sesuatu yang dilarang.
Akhirnya para pemirsa melihat bahwa aktor
yang memerankan dalam film tersebut sebagai seorang pecinta
wanita, sementara dalam film lainnya sebagai penjahat kelas
kakap.Akibatnya gambaran orang alim tersebut menjadi kabur dalam benak
kaum muslimin terutama kaum awwam.
Liberalisasi Budaya dan Agama
Di antara beberapa contoh dampak negatif
media elektronik adalah munculnya liberalisme agama, pluralisme
peradaban, pembauran budaya, kebebasan berfikir, kebebasan berkreasi dan
berekspresi dalam dunia media serta timbulnya gaya hidup freesex yang
telah mewarnai corak kehidupan bangsa barat dan eropa.
Merekapun mengusung budaya rusak dan
kebiasaan buruk tersebut ke tengah keluarga dan kehidupan masyarakat
Muslim di seluruh belahan dunia, bersama kekuatan kristenisasi dan
imprialisme mereka menebarkan dan menularkan virus kerusakan moral dan
akhlak serta pendangkalan aqidah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Mereka tidak henti-hentinya memerangi
kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran), seandainya mereka sanggup.. Barangsiapa yang murtad di
antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:217)
Tanpa disadari kaum muslimin telah
merasakan secara langsung radiasi kerusakan media tersebut ditambah lagi
oleh buaian syaithan yang terus berusaha menggoda agar mereka jauh dari
jalan lurus dan melenceng dari petunjuk, sehingga secara perlahan-lahan
mereka keluar dari nilai agama dan ajaran Allah subhanahu wata’ala, dan memenuhi segala panggilan syahwat yang mengundang murka dan kemarahan Allah subhanahu wata’ala yang akhir hidupnya menemui kesengsaraan dan tempat kembali yang buruk, seperti yang telah ditegaskan firman Allah subhanahu wata’ala:
Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan
hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan. (QS. 19:59)
Di antara dampak negatif akibat
dari kemajuan tehnologi dan sains adalah banyaknya kaum muslimin yang
bodoh terhadap perbedaan dan kesamaan dengan kaum Nasrani dalam satu
sisi dan kurang begitu sadar terhadap gelombang pemikiran sesat dan
ideologi beracun dalam sisi lain, hingga sekelompok mereka mencoba
mengadopsi sistim dan ideologi kuffar baik dalam bidang sosial dan
ekomoni.
Bahkan sebagian mereka dengan tegas
menolak atau alergi dengan segala yang berbau Islam dan nilai moral
karena terpengaruh dan silau oleh kemajuan tehnologi dan keunggulan
materi para penentang Islam yang hanya menjanjikan kesuksesan semu.
Media Penebar Maksiat dan Pengusung Laknat
Saudaraku kaum muslimin berhati-hatilah
kalian terhadap bencana televisi yang telah memasuki setiap rumah
kecuali rumah orang-orang yang dirahmati Allah subhanahu wata’aladan mereka itu sangat sedikit.
Televisi lebih berbahaya dari pada para
perampok yang mungkin hanya menjarah harta dan melukai jiwa
kita, sementara televisi disamping menguras harta benda yang lebih kejam
lagi acara televisi merampok kehormatan dan merampas kesucian serta
menghancurkan moral keluarga kita namun hanya sedikit diantara kita yang
sadar akan dampak dan bahaya yang ditimbulkan televisi, sehingga tanpa
merasa dosa maupun menyesal mereka menghabiskan waktunya di depan
televisi.
Nabi bersabda shallallahu ‘alaihi wasalam:
Dua kenikmatan banyak manusia yang tertipu dengannya, kesehatan dan kesempatan.[1]
Seorang muslim yang mengagungkan Allah subhanahu wata’ala,
membesarkan dan mencintai-Nya akan terpanggil nuraninya untuk membasmi
kemungkaran dan menghalau kemkasiatan apalagi sudah masuk ke dalam
ruangan bilik rumahnya melalui saluran televisi. Bagaimana tidak,
seorang muttaqin yang telah berikrar bahwa hanya Allah subhanahu wata’ala yang
pantas untuk ditaati tidak boleh didurhakai, wajib diingat tidak boleh
dilupakan dan Dzat yang pantas sebagai tempat bersyukur dan dia
mengetahui bahwa ia akan berdiri dihadapan Allahsubhanahu wata’ala dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai segala apa yang dilihatnya dan segala apa yang didengarnya, seperti firman Allah subhanahu wata’ala :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.”(Al Isra’:36)
Saudaraku kaum muslimin kalian jangan
tergiur dengan acara-acara televisi yang bernuasa agamis ternyata hampir
99% menyeret anda kedalam pelanggaran aqidah dan moral, karena
tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada permisa sekalipun bermanfaat
seperti program agama, keilmuan dan pendidikan tidak pernah lepas dari
selingan-selingan yang berupa musik, nyanyian, tari-tarian dan para
wanita yang mengumbar aurat dan berhias secara berlebihan atau perkara
lain yang diharamkan oleh Islam.
Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
Telah ditetapkan atas setiap anak
Adam bagian dari zina dan pasti mendapati, tidak bisa mengelak darinya,
kedua mata zinanya memandang, kedua telinga zinanya mendengar, lisan
zinanya berbicara, tangan zinanya memukul, kaki zinanya berjalan, dan
hati zinanya menghayal dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang
mengiyakan atau mendustakannya. [2]
[1] . H.R Bukhari dalam Kitabur Riqaq (6412), at-Tirmidzi dalam Kitab Zuhud (2304) dan Ibnu Majah dalam Kitab Zuhud (4170).
[2] . H.R. Bukhari dalam Kitabul Isti’dzan (6343), Muslim dalam Kitabul Qadar (6612) dan Abu Daud dalam kitab an-Nikah (2152).
sumber: http://www.zainalabidin.org/
0 komentar:
Posting Komentar