Kamis, 27 Desember 2012

TV, APA BAHAYANYA ?

Saudaraku kaum muslimin kalian jangan tergiur dengan acara-acara televisi yang bernuasa agamis ternyata hampir 99% menyeret anda kedalam pelanggaran aqidah dan moral, karena tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada permisa sekalipun bermanfaat seperti program agama, keilmuan dan pendidikan tidak pernah lepas dari selingan-selingan yang berupa musik, nyanyian, tari-tarian dan para wanita yang mengumbar aurat dan berhias secara berlebihan atau perkara lain yang diharamkan oleh Islam.
Media Antara Nikmat Materi dan Bencana Peradaban
Di awal abad ke-21 berbagai macam kemajuan peradaban dan teknologi telah dicapai oleh manusia baik dalam bidang pendidikan, pemikiran, industri, pertanian, ekonomi, politik, sosial budaya, militer, transportasi, komunikasi, maupun hubungan diplomatik antar bangsa serta yang lainnya, maka tidak bisa dipungkiri berbagai macam lembaga pendidikan dan lembaga pengkajian serta penelitian mengundang para cendikiawan dan pakar dari seluruh penjuru dunia untuk melakukan kajian empiris dan penelitian ilmiyah dalam rangka pengembangan dalam seluruh bidang kehidupan.
Para petualang ekonomi dan pasar modal berebut investasi dan peluang pasar untuk mengeruk kekayaan, memperkuat permodalan dan mengais keuntungan, begitu juga para birokrat dan politikuspun tidak tinggal diam bahkan rame-rame ambil peran di masing-masing posisinya ikut nimbrung dalam acara Kenduri Bisnis dan pesta Sunatan Anggaran dalam rangka menikmati hasil keuntungan bisnis dan pengerukan kekayaan hasil bumi dan tambang milik Negara.
Berbagai macam sarana komunikasi dan transportasi diciptakan untuk mempermudah segala urusan kehidupan sehingga dunia laksana satu daratan yang bisa dijangkau dengan mudah dalam waktu sekejab tanpa menyisakan letih dan lelah, padahal enam puluh tahun yang lalu sarana komunikasi dan transportasi masih sangatlah minim, segala sesuatu hanya bisa ditempuh dengan waktu yang sangat lama namun saat ini semuanya serba instant, hubungan jarak jauh bisa dilakukan tanpa jeda waktu, karena ransportasi semakin canggih dan teknologi semakin mutakhir.
Saudaraku kaum muslimin perkembangan yang sangat pesat ini kalau tidak diwaspadai bisa menimbulkan malapetaka dan bencana yang sangat dasyat bagaikan benalu yang tumbuh di tangkai gandum atau laksana rumput yang bagus tumbuh diatas kotoran kerbau sehinggabisa memberi pengaruh buruk bagi kehidupan dan peradaban manusia baik pada tingkat pribadi dan masyarakat.
Pengaburan sejarah berhasil dengan sempurna melalui apa yang dinamakan dengan “Serial Film Agama” yang ditulis dan diproduksi oleh kalangan yang tidak mengerti tentang ajaran Islam sedikitpun.
Akibatnya mereka memberikan informasi yang salah dan fenomena yang dusta. Sebagian aktor yang dikenal oleh para pemirsa memerankan peran tokoh-tokoh besar Islam, seperti Shalahudin Al Ayyubi, Nuruddin A Zanki, Harun Ar RAsyid dan Abdullah bin Mubarak suatu hal yang membuat gambaran pahlawan tersebut berkecamuk di benak para pemirsa.
Adakalanya para produser melihat bahwa realitas sejarah terasa kering, menurut perkiraannya, maka harus dikenyalkan dan membuat improvisasi untuk menarik para pemirsa.
Lalu ia menciptakan kisah cinta dan dusta lainnya di tengah-tengah sebagian figure Islam dalam film tersebut, sehingga dapat mengaburkan sejarah Islam dalam benak kaum muslimin. Tetap produser berpendapat bahwa itu suatu keharusan, karena itu merupakan dharurat dalam masalah seni, sedangkan keadaan dharurat itu membolehkan sesuatu yang dilarang.
Akhirnya para pemirsa melihat bahwa aktor yang memerankan dalam film tersebut sebagai seorang pecinta wanita, sementara dalam film lainnya sebagai penjahat kelas kakap.Akibatnya gambaran orang alim tersebut menjadi kabur dalam benak kaum muslimin terutama kaum awwam.
Liberalisasi Budaya dan Agama
Di antara beberapa contoh dampak negatif media elektronik adalah munculnya liberalisme agama, pluralisme peradaban, pembauran budaya, kebebasan berfikir, kebebasan berkreasi dan berekspresi dalam dunia media serta timbulnya gaya hidup freesex yang telah mewarnai corak kehidupan bangsa barat dan eropa.
Merekapun mengusung budaya rusak dan kebiasaan buruk tersebut ke tengah keluarga dan kehidupan masyarakat Muslim di seluruh belahan dunia, bersama kekuatan kristenisasi dan imprialisme mereka menebarkan dan menularkan virus kerusakan moral dan akhlak serta pendangkalan aqidah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:217)
Tanpa disadari kaum muslimin telah merasakan secara langsung radiasi kerusakan media tersebut ditambah lagi oleh buaian syaithan yang terus berusaha menggoda agar mereka jauh dari jalan lurus dan melenceng dari petunjuk, sehingga secara perlahan-lahan mereka keluar dari nilai agama dan ajaran Allah subhanahu wata’ala, dan memenuhi segala panggilan syahwat yang mengundang murka dan kemarahan Allah subhanahu wata’ala yang akhir hidupnya menemui kesengsaraan dan tempat kembali yang buruk, seperti yang telah ditegaskan firman Allah subhanahu wata’ala:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan. (QS. 19:59)
Di antara dampak negatif akibat dari kemajuan tehnologi dan sains adalah banyaknya kaum muslimin yang bodoh terhadap perbedaan dan kesamaan dengan kaum Nasrani dalam satu sisi dan kurang begitu sadar terhadap gelombang pemikiran sesat dan ideologi beracun dalam sisi lain, hingga sekelompok mereka mencoba mengadopsi sistim dan ideologi kuffar baik dalam bidang sosial dan ekomoni.
Bahkan sebagian mereka dengan tegas menolak atau alergi dengan segala yang berbau Islam dan nilai moral karena terpengaruh dan silau oleh kemajuan tehnologi dan keunggulan materi para penentang Islam yang hanya menjanjikan kesuksesan semu.
Media Penebar Maksiat dan Pengusung Laknat
Saudaraku kaum muslimin berhati-hatilah kalian terhadap bencana televisi yang telah memasuki setiap rumah kecuali rumah orang-orang yang dirahmati Allah subhanahu wata’aladan mereka itu sangat sedikit.
Televisi lebih berbahaya dari pada para perampok yang mungkin hanya menjarah harta dan melukai jiwa kita, sementara televisi disamping menguras harta benda yang lebih kejam lagi acara televisi merampok kehormatan dan merampas kesucian serta menghancurkan moral keluarga kita namun hanya sedikit diantara kita yang sadar akan dampak dan bahaya yang ditimbulkan televisi, sehingga tanpa merasa dosa maupun menyesal mereka menghabiskan waktunya di depan televisi.
Nabi bersabda shallallahu ‘alaihi wasalam:
Dua kenikmatan banyak manusia yang tertipu dengannya, kesehatan dan kesempatan.[1]
Seorang muslim yang mengagungkan Allah subhanahu wata’ala, membesarkan dan mencintai-Nya akan terpanggil nuraninya  untuk membasmi kemungkaran dan menghalau kemkasiatan apalagi sudah masuk ke dalam ruangan bilik rumahnya melalui saluran televisi. Bagaimana tidak, seorang muttaqin yang telah berikrar bahwa hanya Allah subhanahu wata’ala yang pantas untuk ditaati tidak boleh didurhakai, wajib diingat tidak boleh dilupakan dan Dzat yang pantas sebagai tempat bersyukur dan dia mengetahui bahwa ia akan berdiri dihadapan Allahsubhanahu wata’ala dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai segala apa yang dilihatnya dan segala apa yang didengarnya, seperti firman Allah subhanahu wata’ala :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.”(Al Isra’:36)
Saudaraku kaum muslimin kalian jangan tergiur dengan acara-acara televisi yang bernuasa agamis ternyata hampir 99% menyeret anda kedalam pelanggaran aqidah dan moral, karena tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada permisa sekalipun bermanfaat seperti program agama, keilmuan dan pendidikan tidak pernah lepas dari selingan-selingan yang berupa musik, nyanyian, tari-tarian dan para wanita yang mengumbar aurat dan berhias secara berlebihan atau perkara lain yang diharamkan oleh Islam.
Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
Telah ditetapkan atas setiap anak Adam bagian dari zina dan pasti mendapati, tidak bisa mengelak darinya, kedua mata zinanya memandang, kedua telinga zinanya mendengar, lisan zinanya berbicara, tangan zinanya memukul, kaki zinanya berjalan, dan hati zinanya menghayal dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang mengiyakan atau mendustakannya. [2]

[1] . H.R Bukhari dalam Kitabur Riqaq (6412), at-Tirmidzi dalam Kitab Zuhud (2304) dan Ibnu Majah dalam Kitab Zuhud (4170).
[2] .  H.R. Bukhari dalam Kitabul Isti’dzan (6343), Muslim dalam Kitabul Qadar (6612) dan Abu Daud dalam kitab an-Nikah (2152).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More